PENGAMAT : PENGEMBANGAN BANDARA SUPADIO MESTI DIPERCEPAT

Sungai Raya, Kalbar, 18/9 - Pengamat Transportasi Penerbangan Kalimantan Barat, Syarif Usmulyani mengatakan pemerintah beserta DPRD Kalbar perlu meningkatkan komunikasi dengan pemerintah pusat terkait percepatan pengembangan bandara Supadio Pontianak yang terletak di Kabupaten Kubu Raya.
"Seperti yang kita ketahui, sejak tahunj 2009 lalu, pembangunan landasan pacu baru bandara Supadio terus dilakukan, namun karena dana yang diberikan pemerintah pusat setiap tahunnya sangat sedikit sehingga mengakibatkan pengembangan bandara tersebut memerlukan waktu yang lama," kata Usmulyani di Sungai Raya, Minggu.
Menurutnya, pemerintah daerah bersrta DPRD perlu meningkatkan komunikasi dengan pemerintah pusat agar bantuan dana untuk pengembangan bandara itu, tahun berikutnya bisa lebih besar dari yang sudah digelontorkan sebelumnya.
Usmulyani mengatakan, karena dana yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk pembangunan landaan pacu di Bandara Supadio diberikan secara bertahap dan sangat sedikit, maka dipastikan pembangunannya akan membutuhkan waktu yang lama.
"Pada tahap pertama, yaitu tahun 2009 lalu, pemerintah pusat mengucurkan dana Rp15 miliar. Kemudian pada tahap kedua, tahun 2010, dikucurkan kembali Rp5 miliar, dan pada tahap ke tiga tahun ini dikucurkan kembali Rp25 miliar," katanya.
Sementara dana yang dibutuhkan untuk pembangunan landasan pacu Bandara Supadio sebesar Rp700 miliar. Hal itu mengakibatkan pembangunan landasan pacu Bandara Supadio bejalan lambat.
"Paling tidak dibutuhkan kucuran dana Rp100 sampai Rp200 miliar pertahun, sehingga pembangunannya bisa selesai dalam tiga tahun, sesuai target kita. namun, jika anggarannya kecil, kemungkinan dibutuhkan waktu hingga 20 tahun baru akan selesai," kata Usmulyani.
Dia menyatakan, pembangunan landasan pacu tersebut tentu akan berdampak pada masuknya berbagai prospek ke Kalbar. Tak hanya perkembangan investasi yang akan meluas, namun siklus perekonomian dipastikan akan lebih hidup.
Ia berharap Pemprov Kalbar dan pengelola Bandara Supadio, yakni PT Angkasa Pura II bisa memikirkan peluang yang lebih besar ke depan. Yakni dengan membuka jalur penerbangan ke arah barat, seperti Honolulu, Kini Balu, Brunei, Singapur, Kuala Lumpur, bahkan RRC dan Jepang.
"Mengingat letak Bandara Supadio sangat strategis dan berdekatan dengan daerah-daerah yang saya sebutkan. Jika peluang ini bisa ditangkap oleh pemerintah, jelas akan memberikan multiplayer efek yang besar bagi perkembangan Kalbar dan Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Bandara dan Keselamatan Penerbangan, Dinas Perhubungan Kalimantan Barat, Burhan mengatakan dalam pembangunan landasan pacu di Bandara Supadio pemerintah pusat melalui dana APBN sudah menganggarkan pembangunan drainase dan pengerasan pada landasan pacu baru yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan.
Untuk itu dia mengharapkan dukungan semua pihak, untuk membantu percepatan pembangunan landasan pacu tersebut, terutama perhatian serius dari pemerintah pusat, dalam hal pemberian anggaran pembangunan landaan pacu itu.
"Dalam hal ini dukungan media massa jelas sangat dibutuhkan, karna tanpa informasi yang baik, tentu pemerintah pusat tidak akan mengetahui kondisi bandara kita," tuturnya.
Burhan mengatakan, perkembangan bandara Supadio saat ini sangat pesat, namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Dalam satu hari saja saat ini jumlah penumpang sudah mencapai 5000 penumpang lebih.
"Mengingat pesatnya perkembangan dunia penerbangan dan kebutuhan masyarakat yang semakin banyak terhadap bandara itu, tentu proses pengembangannya harus dipercepat," kata Burhan.(Rendra)