Ketua DPRD Kabupaten Kubu Raya Sujiwo meminta lintas komunikasi antara instansi dan SKPD di Kabupaten Kubu Raya terus terjadi dan dilakukan menyeluruh.
"Ini untuk mengantisipasi musim panas yang berakibat kepada kebakaran lahan-lahan tersebar setiap tahunnya ini," katanya di Sungai Raya, Rabu.
Menurutnya, intas komunikasi tidak saja harus terjalin antara pemerintah kabupaten dan provinsi. Antara masyarakat, terutama warga petani, perusahaan perkebunan juga harus sering dikomunikasikan. Jangan sampai kesalahan pembakaran hanya ditimpakan kepada peladang berpindah.
"Kami, dari lembaga wakil rakyat kurang sependapat kalau hanya petani yang disalahkan terus membuka ladang berpindah. Petani yang juga masyarakat akar rumput ini membuka areal pertanian karena belum adanya jaminan kesejahteraan pemerintah," ucapnya.
Sujiwo justru meminta atensi kebakaran lahan dititikberatkan kepada pengusaha perkebunan. Dulunya tidak jarang, para pemilik modal melakukan pembakaran untuk membuka areal perkebunan skala besar. Justru yang seperti inilah harus ditindak tegas.
Ketua DPC PDI-P Kubu Raya itu menambahkan, dalam menangani masalah kebakaran lahan tidak boleh terjadi ego sektoral.
Dia berharap, antara SKPD satu dan SKPD lain jangan hanya menyalahkan antara tugas ini dan tugas itu. "Harus ada acuan lintas sektoral. Permasalahan ini bukan saja wewenang dinas kehutanan samata atau pemerintah Kubu Raya. Akan tetapi ini masalah Kalbar, dimana pemerintah harus berani dan tanggap, " katanya.
Sujiwo menambahkan pembakar lahan harus ditindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan berlaku. Jangan hanya keteledoran warga yang mencari makan dipermasalahkan di lapangan.
"Kebakaran lahan adalah masalah bersama. Mari kita jaga daerah kita yang notabene berlahan mudah terbakar," katanya.
Ditempat terpisah, Wakil Bupati Kubu Raya, Andreas Muhrotien memaparkan masalah kebakaran lahan di Kabupaten Kubu Raya sampai saat ini belum ada. Kalaupun kemarin terjadi wilayahnya berada di Kota Pontianak. Apalagi kabupaten termuda di Kalbar ini banyak memiliki tapak sepok mudah terbakar.
Dia menjelaskan kebakaran kemarin dan sempat hangat di media karena adanya pembakaran lahan, meski kecil namun nyaris masuk ke pemukiman warga. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tidak membakar lahan dengan sembarangan.
Menurut Andreas, jika ada masyarakat yang ingin membakar ladang harus efektif, efisien dan dijaga. "Kebanyakan petani kita bersifat tradisional. Namun kita sudah intruksikan petani atau perkebunan melalui dinas teknis, camat dan kades terus memberikan sosialisasi pembukaan lahan dengan tidak membakar," kata Andreas.
terangnya.
No comments:
Post a Comment